Minggu, 25 Maret 2012

Antara Cinta dan Kebahagian (Cerpen)

Semua berawal dari hati

“Pergilah, carilah wanita yang bisa memberikan kebahagian untukmu!”
Akhirnya, aku mampu menyelesaikan kalimat itu. Kalimat yang telah aku fikirkan berhari-hari dari sejak kami pulang dari sebuah klinik Dokter.

Aku dan Ramaditya, kami telah menikah selama dua tahun, tapi kami masih belum juga diberikan keturunan. Setelah memeriksakan diri ke Dokter kandungan, akhirnya kami tahu, bahwa aku lah penyebab kenapa kami masih belum juga memiliki anak. Kandunganku memiliki kelainan atau bahasa kedokterannya disebut Mullerian agenesis .

“Sejak awal aku memilihmu, aku telah memutuskan untuk mencintaimu”

“Tapi aku tidak bisa memberi kebahagian yang seutuhnya untuk kamu, Dit ” 

“Kebahagiaan yang seperti apa, Vi? Aku sudah cukup bahagia bisa hidup dengan seorang yang aku cintai. Dan aku akan tetap mencintai kamu”



“Tapi aku telah gagal menjadi seorang istri, Dit dan kita tidak akan bisa me-“

Belum aku menyelesaikan semua kalimatku, Adit menarik tanganku menuju dapur, sejenak dia membuka dan mencari sesuatu barang pada tumpukan bumbu-bumbu dapur. Akhirnya dia menumakan sebuah garam, aku hanya bingung melihat sikapnya. Kemudian adit mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air, lalu dimasukkannya segenggam garam tadi pada gelas yang berisi air.

“Minumlah!”
Aku makin bingung dengan sikap adit, tapi aku tetap menuruti perintahnya. Aku meminum air itu sedikit.

“Bagaimana rasa air itu, Vi?”

“Pahit” jawabku sambil mengambil air putih biasa untuk mengusir rasa pahit air garam tadi. Namun Adit hanya tersenyum melihat reaksiku sambil menarik tanganku kembali kedalam kamar mandi dengan masih memegang satu kantong garam. Adit kembali mengambil segenggam garam dan memasukkannya kedalam bak mandi kemudian mengaduknya dengan tangannya.

“Cobalah kembali minum sedikit air ini, Vi”
Aku kembali menuruti perintah Adit, walaupun aku masih bingung dengan sikapnya dan apa tujuannya menyuruhku seperti ini.

“Bagaimana rasanya air ini?”

“Biasa saja” jawabku singkat

“Seperti itu juga kita. Semua hal termasuk kepahitan itu adalah cobaan, Vi. Dan cobaan itu sama halnya dengan garam tadi. kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kita lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Dan itulah yang sedang aku lakukan untuk kali ini, dengan cinta kita, aku akan mampu menampung beribu genggam garam sekalipun”

Dengan tersenyum tulus, Adit menjelaskan alasannya masih mau bertahan denganku. Aku bangga pada suamiku, pada cintanya dan pada semua hal dalam dirinya.

Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kebahagiaan.

14 komentar:

  1. eeh kirain aku dia bakal bilang asin.. tapi malah pahit yah...

    ceritanya bagus.. aku jadi inget sesuatu.. huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ingat apa tuh nona, hayooo.. :P
      hehheee
      hemm,,coba deh ditest minum air dengan segenggam penuh garam..kalau yg aku rasain sih pahit emang kalau garamnya banyak :)

      Hapus
  2. kereen cerpennya ..
    wah, buat yang udah nikah dan lagi berantem harus baca ini nih . hehe

    bikin sendiri sis?

    BalasHapus
  3. Aduuuh salut sama tokoh Suaminya, =)

    Kereen widie.. gw kira juga asin, ternyata pahit yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih uzay udh mau baca :)
      iya, garam kalau terlalu banyak bakal terasa pahit..coba deh :)

      Hapus
    2. Masa sih?? belum pernah coba hehe..

      Hapus
  4. hi, widie, lama gak kesini :) waah suami yang bijaksana.. so sweet ceritanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi juga youko :)
      makasih, semoga kita bisa dapetin suami yang bijaksana juga ya nantinya..aminn :D

      Hapus
  5. baguus deh kak...pesan yang disampaikan bermakna banget

    BalasHapus
  6. ngk mau muluk2 ..saya mau suami kek gitu nanti.. amin :)
    suka ceritanya mbak :)
    salam kenal yah..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...