Dear Alam..
Sayang…
Tahukah kau saat
pertama kali aku mulai belajar mengepakkan sayapku, belajar melihat seisi dunia
kecil disekelilingku,, itu adalah hal terberat sekaligus terindah yang pernah
aku rasakan. Disaat sayap-sayapku mulai mengiringi irama angin dan
menyeimbangkan tarianku mengelilingi warna-warni taman bunga milikmu.
Sejenak aku
mulai menikmati harmoni indah itu, dan sejak
saat itu pula aku mulai menyukai terbang dengan sayapku, menari bebas bersama
angin kian kemari, menikmati aroma dan symphony nafasmu. Aku bahagia berada
dipelukan hijaumu, dan aku tahu kau juga berbahagia saat aku selalu menemanimu,
melengkapi indahmu.
Sayang…tahukah
kau, ternyata mereka tidak turut berbahagia melihat kita bersama. Mereka selalu saja berdiri pada keangkuhan
dan perlahan-lahan mulai menyakiti kau dan aku. Aku hanya makhluk lemah yang
tidak berdaya saat melihat tangan-tangan baja mereka mulai mencabut pundi-pundi
hijaumu, melumat habis taman-taman indah itu, taman yang dulu menjadi tempat kau
dan aku menyatukan rasa kita.
Sayang..maafkan aku yang tidak bisa berbuat banyak
untukmu, membiarkan mereka selalu saja menyakitimu, meluruhkan seluruh indahmu
dan menggantikkanya dengan gedung-gedung yang berdiri kokoh dan sama angkuhnya
dengan mereka.
Bersabarlah sayang..suatu saat nanti, pasti akan ada tempat lagi untuk
kita bersama menikmati keindahanmu dan juga keindahanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar