Ada cerita, tentang seekor anak gajah yang kakinya diikat dengan rantai besi pada sebuah pohon besar. Awalnya, ia berusaha melepaskan diri berulang kali, tapi gagal. Ia pun akhirnya ‘sadar’ bahwa usahanya itu sia-sia belaka. Setelah cukup lama, lilitan pada pohon itu dilepaskan, meski rantainya tetap menempel di kaki sang gajah. Apa yang terjadi? Ternyata anak gajah itu tetap ditempatnya. Ia terpenjara oleh pengalaman masa lalunya – semacam trauma psikologis – . Ia dibelenggu oleh ‘kegagalannya’.
Setiap orang, terkadang jika berhubungan dengan pengalaman negatif, kegagalan atau kekeliruan di masa lalu membelenggu hidup seseorang, maka nasibnya bisa saja ‘menyerupai’ nasib gajah tersebut. Seseorang yang tetap merasa masih terbelenggu oleh banyak trauma masa lalu, pasti tidak dapat bergerak maju ke arah yang diinginkan.
Pernahkah kkalian mengenang seseorang dari masa lalu? dan tiba-tiba yang kalian rasakan adalah rasa nyeri di dada dan perasaan sedih yang datang mendera?. JIka kalian tanyakan hal yang serupa denganku, maka aku hanya akan diam, menundukkan kepala dan menarik nafas panjang. Seharusnya masa lalu tinggal kenangan, tapi ini masih memburu dan menghantuiku, bahkan dalam mimpi. Jika Kamu … apa yang akan kamu lakukan karena aku sudah lelah lari dari ini semua dan tak tahu lagi musti bagaimana?
Saatnya episode dari tragedi masa lalu kini telah berakhir, kesedihan takkan mampu untuk memperbaikinya, sikap apatis dan melankolis tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar, depresi tidak akan pernah mampu mengembalikan masa lalu ke dalam kehidupan sekarang, karena masa sesungguhnya sudah selesai.
Tapi,,sudah berusaha sekuat tenaga untuk membunuh masa lalu itu, agar dia tidak lagi bisa renkarnasi, namun yang ada toh hasilnya tetap saja sia-sia.
Pada sinopsis serial "Xena: The Princess Warrior", salah satu episodenya adalah saat Xena dan Gabrielle sedang duduk di pinggir danau. Gabrielle yang bertanya mengenai masa lalu Xena menjawab :
"Kamu lihat batu yang aku lempar ke dalam danau tadi? Dia membuat riak di permukaan yang tenang. Persis seperti ketika aku melakukan kesalahan dulu. Nah, sekarang kamu lihat permukaan danau sudah kembali tenang. Begitu pula aku. Tetapi, kau tentu tahu bahwa batu itu tetap akan ada dalam dasar danau itu."
Mungkin itulah juga masa laluku. Tetap ada meski kini aku sudah berubah. Masa lalu yang pahit bukan untuk disesali, tetapi diambil hikmahnya.Jadi, dari pada terus-terusan berusaha melupakan masa lalu tentang dia,dan kesalahan itu, akan lebih mudah jika aku memilih untuk berdamai dengan masa lalu, mungkin sebagian dari masa lalu itu akan muncul lagi dan menjadi kehidupan dari kehidupanku sekarang, nanti dan dimasa yang akan datang, atau mungkin juga semuanya benar-benar tertinggal di waktu yang terlewat dan menjadi kenangan saja. Tapi ya sudah, toh pada akhirnya sebaik apapun kehidupan yang kita jalani sekarang, pada akhirnya hanya akan menjadi masa lalu juga di 10, 20, 30 tahun atau lebih yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar